Senin, 14 Maret 2011

EVALUASI DALAM PSIKOLOGI BELAJAR sII

BAB II
PEMBAHASAN
EVALUASI DALAM PSIKOLOGI BELAJAR

A. PENGERTIAN DAN OBJEK EVALUASI
Aktivitas belajar, perlu diadakan evaluasi. Hal ini penting karena dengan evaluasi kita dapat mengetahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Melalui evaluasi, dapat diketahui kemajuan-kemajuan belajar yang dialami oleh anak, dapat ditetapkan keputusan penting mengenai apa yang telah diperoleh da diketahui anak, serta dapat merencanakan apa yang seharusnya dilakukan pada tahap berikutnya.
Istilah evaluasi sering dikacaukan dengan pengukuran. Keduanya memang ada kaitan yang erat, tetapi sebenarnya mengandung titik beda. Menurut Sumadi Suryabrata, pengertian pengukuran mencakup segala cara untuk memperoleh informasi yang dapat dikuantifikasikan, baik dengan tes maupun dengan cara-cara lain. Sedangkan pengertian evaluasi menekankan penggunaan informasi yang diperoleh dengan pengukuran meupun dengan cara lain untuk menentukan pendapat dan membuat keputusan-keputusan pendidikan.
Kaitan antara evaluasi dan pengukuran, dijelaskan oleh Nasrun Harahap, dna kawan-kawan sebagai berikut :
Pengukuran dan evaluasi mempunyai hubungan yang erat. Evaluasi memberikan petunuk pada bidang-bidang mana diperlukan measurement (pengukurang), sebaliknya evaluasi tidak mungkin dilakukan tanpa pengukuran. Pengukuran dilakukan atas keterampilan, kesanggupan dan acheevement tiap individu atau kelompok.
Evaluasi dilaksanakan berkenaan dengan situasi sesuatu aspek dibandingkan dengan situasi aspek lain akhirnya terjadilah suatu gambaran yang menyeluruh yang dapat dipandang dari berbagai segi. Evaluasi juga dilakukan dengan cara membanding-bandingkan situasi sekarang dengan atau situasi yang sudah lewat.
Apa yang menjadi objek evaluasi? Evaluasi yang sempurna tidak hanya berobjek pada aspek kecerdasan, akan tetapi mencakup seluruh pribadi anak dalam seluruh situasi pendidikan yan gdialaminya.
Apapun aspek-aspek kepribadiannya yang harus diperhatikan dan merupakan objek di dalam pelaksanaan evaluasi tersebut, menurut Nasrun Harahap, dkk. Adalah berikut ini.
1. Aspek-aspek tentang berpikir, meliputi : inteligensi, ingatan, cara menginterprestasikan data, pokok-pokok pengerjaan, pemikiran yang logis dan lain-lain.
2. Dari segi perasaan sosialnya, meliputi : kerjasama dengan kawan sekelasnya, cara bergaul, cara pemecahan masalah serta nilai-nilai sosial, cara mengatasi dan menghadapi serta cara berprestasi dalam kehidupan sosial.
3. Dari kekayaan sosial dan kewarganegaraan meliputi : pandangan hidup atau pendapatnya terhadap masalah-masalah sosial, politik, dan ekonomi.
Aspek-aspek tersebut masih dapat dirinci ke dalam hal-hal yang lebih khusus yang disesuaikan dengan keperluasn atau tujuan penilaian.

B. TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI
Tujuan evaluasi dapat dilihat dari dua segi, tujuan umum dan tujuan khusus. L.Pasaribu dan Simanjuntak, menegaskan bahwa :
1. Tujuan umum dari evaluasi adalah sebagai berikut.
 Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang diharpkan.
 Memungkinkan pendidik/guru menulai aktibitas/pengalaman yang pahit.
 Menilai metode mengajar yang dipergunakan.
2. Tujuan khusu dari evaluasi adalah sebagai berikut ini.
 Merangksang kegiatan siswa
 Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan.
 Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan.
 Memperoleh bahwa laporan tntang perkembangan siswa yang diperlakukan orang tua dan lembaga pendidikan
 Memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode belajar.
Selanjutnya dilihat dari pelaksannaanya evaluasi mempunyai tiga prinsip pokok, yaitu berikut ini.
a) Prinsip keseluruhan
b) Prinsip kontinuitas
c) Prinsip objektivitas

Fungsi Evaluasi :
Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar-mengajar, evaluasi mempunyai fungsi yang amat penting, yaitu berikut ini.
1. Untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar-mengajar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid.
2. Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap murid. Antara lain digunakan dalam rangka pemberian laporan kemajuan belajar murid kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas serta penentuan lulus tidaknya seorang murid.
3. Untuk menentukan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan (dan karakteristik lainnya) yang dimikiki oleh murid.
4. Untuk mengenal latar belakang (psikologis, fisik, dan lingkungan) murid yang mengalami kesulitan belajar, nantinya dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pemecah kesulitan-kesulitan belajar yang timbul.

C. JENIS-JENIS EVALUASI
Biasanya evaluasi dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu evaluasi formatif, sumatif, placement, dan diagnostik. Keempat jenis evaluasi tersebut, secara singkat akan dibahas dari segi fungsi, tujuan aspek yang dinilai dan waktu pelaksanaanya.
1. Evaluasi Formatif
a) Fungsi : untuk memperbaiki proses belajar mengajar ke arah yang lebih baik, atau memperbaiki program satuan pelajaran yang telah digunakan.
b) Tujuan : untuk mengetahui hingga dimana penguasaan murid tentang bahan yang telah diajarkan dalam suatu program satuan program.
c) Aspek-aspek yang dinilai : yang berkenaan dengan hasil kemajuan belajar murid, meliputi : pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan terhadap bahan pelajaran yang telah disajikan.
d) Waktu pelaksanaan: setiap akhir pelaksanaan satuan program belajar mengajar.
2. Evaluasi Sumatif
a) Fungsi: untuk menentukan angka/nilai murid setelah mengikuti progrma pengajaran dalam satu caturwulan, semester, akhir tahun unit pendidikan. Di samping itu, untuk memperbaiki situasi proses belajar mengajar ke arah yang lebih baik serta untuk kepentingan penilaian selanjutnya.
b) Tujuan: untuk mengetahui taraf hasil beljar yng dicapai oleh murid setelah menyelesaikan program bahan pengajaran dalam satu caturwulan, semester, akhir tahun atau akhir suatu program bahan pengajaran pada suatu unit pendidikan tertentu.
c) Aspek-aspek yang dinilai: aspek yang dinilai ialah kemajuan belajar, meliputi: pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan murid tentan materi pelajaran yang sudah diberikan.
d) Waktu pelaksanaa: akhir caturwulan, semester, atau akhir tahun.
3. Evaluasi Placement (penempatan)
a) Fungsi: untuk mengetahui keadaan anak termasuk keadaan seluruh pribadinya, agar anak tersebut dapat ditepatkan pada posisinya yang tepat.
b) Tujuan: untuk menentukan anak didik pada kedudukan yang sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan serta keadaan-keadaan lainnya, sehingga anak tidak menalami hambatan dalam mengikuti setiap program/bahan yang disajikan guru.
c) Aspek-aspek yang dinilai: meliputi: keadaan fisik, psikis, bakat, kemampuan/pengetahuan, keterampilan, sikap dan lain-lain aspek yang dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan anak selanjutnya.
d) Waktu pelaksaan: penilaian ini sebaiknya dilaksanakan sebelum anak mengikuti proses belajar mengajar yang permulaan. Atau anak tersebut baru akan menikuti pendidikan di suatu tingkatan tertentu.
4. Evaluasi Diagnostik
a) Fungsi: untuk mengetahui masalah-masalah apa yang diderita atau yang mengganggu anak didik, sehingga ia mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan ketika mengikuti program tertentu. Dan bagaimana usaha untuk memecahkannya.
b) Tujuan: untuk mengatasi/membantu pemecahan kesulitan atau hambatan yang dialami anak didik waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar pada suatu bidang studi atau keseluruhan program pengajaran.
c) Aspek-aspek yagn dinilai: hasil belajar, latar belakang kehidupan anak, keadaan keluarga, lingkungan, dan lain-lain.
d) Waktu pelaksanaan: dapat dilaksanakan setiap saat sesuai dengan kebutuhan.

D. TEKNIK EVALUASI
Dalam pelaksanaanya, evaluasi dapat ditempuh melalui dau cara, yaitu: teknik tes dan non-tes.
1. Teknik tes
Teknik tes dapat berbentuk:
 Tes tertulis,
 Tes lisan, dan
 Tes perbuatan
2. Teknik non-ters:
 Angket,
 Wawancara/interview
 Obsevasi
 Kuesioner atau inbertori

E. PERANAN PSIKOLOGI BELAJAR DALAM KEGIATAN EVALUASI
Sebagaimana telah dijelaskan dalam uraian terdahulu, bahwa psikologi belajar pada dasarnya adalah membicarakan aspek-aspek psikologi yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, sedangkan evaluasi belajar adalah suatu akativitas untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan belajar maka dapat dikatakan bahwa psikologi belajar akan mendasari segala kegiatan yang menyangkat evaluasi belajar.
Istilah “kegiatan” di sini mencakup hal-hal sejak dari:
 Persiapan, pelaksanaan samapai pada follow up.
 Penetapan tujuan
 Pemilihan jenis evaluasi
 Pemiliahan alat yagn digunakan dalam evaluasi, serta
 Penyusunan mater/ isi evaluasi itu sendiri.
Seorang evaluator yang memahami psikologi belajar akan senantiasa memperhitungkan aspek-aspek psikologi anak yang akan dievaluasi sejak dari persiapan sampai pada pelaksanaan dan tindakan lanjutnya.
Misalnya:
 Kepada anak umur berapa evaluasi diberikan
 Kepada anak yang bermental bagaimana
 Kepada anak kelas berapa
 Kepada anak yang berminat dalam bidang apa
 Kepada anak yang latar belakang keluarganya bagaimana, dan lain-lain.
Hal-hal tersebut ikut diperhitungkan dalam rangka kegiatan evaluasi.
Selanjutnya dalam follow un-nya pun aspek-aspek psikologi tersebut harus tetap diperhitungan. Misalnya:
Jika anak ternyata tidak berhasil dlaam mengikuti evaluasi, kita tidak akan cepat mengatakan bahwa si A adalah tolol, akan tetapi perlu dicari faktor-faktor penyebab sehingga anak tersebut gagal dalam mengikuti evaluasi. Mungkin karena materi/bobot evaluasinya tidak sesuai, barangkali kesehatan anak sedang terganggu dan sebagainya.
Sebalinya seorang evaluator yang tidak memahami pentingnya psikologi belajar, maka apa yang dilakukan dalam mengadakan evaluasi biasanya hanya bersandar pada keinginan semata-mata, tanpa memperhitungkan pada kemampuan anak maupun aspek-aspek lain yang semestinya diperhitungkan.
Oleh karena itu, terdapat dikatakan bahwa dengan psikologi belajar kita akan memiliki dan memilih menyusun evaluasi secara tepat, memilih dan menyusun evaluasi secara tepat, memilih dan menyusun program belajar-belajar secara tepat, dapat memperhitungkan kemungkinan faktor-faktor penghambatan dan penunjang belajar anak, serta dapat membantu membimbing dan mengatasi segala kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar. Pada gilirannya kita akan dapat mengarahkan pertimbangan dan perkembangan anak secara wajar dalam rangka mencapai tujuan hidup yang lebih baik.


reverensi:
Ahmad,Abu. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta. 2004
supriyono,Widodo. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta. 2004